CV INDORPIMA UTAMA

0 komentar Jumat, 17 April 2015 di 21.48 - Edit entry?

5 kebiasaan buruk dalam fotografi

0 komentar Selasa, 20 Maret 2012 di 10.34 - Edit entry?
Selama saya menjadi fotografer banyak hal-hal yang menjadi kebiasaan buruk para juru potret yang sebenarnya dapat dihindari jika mau memulainya sedari dini untuk menghindari kerugiannya lebih lanjut. Kebiasaan buruk itu biasanya :

1 . Tidak memeriksa kelengkapan peralatan.
Memang biasanya perlengkapan fotografi tersimpan dalam satu tas, tidak ada salahnya untuk men-cek kembali jika keesokan harinya ingin digunakan untuk pemotretan. Yang paling sering tertinggal adalah kartu memori yang lupa dikembalikan setelah mentransfer gambar ke komputer dan batere kamera yang sedang direcharge.

2 . Tidak memeriksa kembali setting di kamera.
Pernah suatu ketika kamera saya dipinjam seorang teman, beberapa jam sebelum acara pemotretan dimulai, saya iseng-iseng men-cek kembali settingannya, wuih ternyata berbeda 180 derajat dengan settingan yang saya pakai. Untung saya sempat men-cek nya kembali, coba kalau tidak...

3 . Terlalu bergantung pada Photoshop.
Saya tidak anti pada Photoshop, malah banyak terbantu karena kahadirannya. Tapi jangan sampai kemajuan teknologi digital menghapuskan kebiasaan baik kita untuk selalu teliti pada detail obyek foto kita dan tidak mentang-mentang semuanya dapat diperbaiki di Photoshop. Misalnya; pemasangan dasi yang kurang proporsional, sisiran rambut yang belum sempurna, lem bulu mata palsu yang copot pada ujungnya.
Lebih teliti pada saat pemotretan tentu akan menghemat waktu dan tenaga pada bagian editing.

4 . Mudah terpesona pada kamera baru.
Memang sesuatu yang wajar jika ada kamera baru dirilis, kita jadi ingin ikut memiliki. Tapi seperti kita tahu, dalam teknologi digital pasti nanti selalu saja ada yang baru menggantikan yang lama. Dalam hal ini tentunya lebih bijaksana jika kita menginvestasikannya pada peralatan yang lebih awet, variasi lensa misalnya.

5 . Menyalahkan peralatan,obyek foto atau keadaan.
Ketika kita memotret sebuah obyek dan hasilnya tidak seperti yang kita inginkan, biasanya dengan mudahnya kita menyalahkan peralatan, obyeknya atau situasi. Ah, si modelnya mahal senyumnya, kalau saja lensa saya lebih tele, langitnya gelap karena kemarin motretnya keburu sore. Ingatlah teman, bahwa semuanya tergantung dari sang fotografer, the man behind the camera, dan bukan yang lain.

Tips fotografi : memotret wajah

0 komentar di 10.19 - Edit entry?
Pada tips fotografi kali ini saya akan sedikit membahas bagaimana cara pendekatan yang baik untuk memotret manusia. Jika pada artikel-artikel yang lalu sudah di jelaskan berbagai aspek dalam memotret manusia maka kali ini saya akan membahas khusus mengenai memotret bagian wajah.

Ada hal-hal spesifik yang perlu diperhatikan dalam memotret wajah :

1 . Fokus pada mata.

Seperti telah dikatakan bahwa mata adalah jendela jiwa, jadi sangat penting bagi kita untuk fokus pada mata ketika memotret wajah manusia. Karena setiap kali orang melihat foto seseorang bagian yang paling dulu dilihat adalah bagian mata. Semakin kuat anda bisa menangkap ekspresi lewat tatapan mata semakin kuat foto anda.

2 . Sudut pandang.

Hanya ingin mengingatkan bahwa sudut pandang pengambilan foto kita pada format close-up akan sangat mempengaruhi emosi foto secara keseluruhan. Bagian mana dari wajah yang jaraknya paling dekat ke lensa itu yang menjadi pusat perhatian.

3 . Gunakan cahaya yang lembut dan merata.

Cahaya yang lembut akan sangat baik untuk mengangkat skin tone pada wajah sehingga bisa tampil lebih alami.

4 . Tambahkan hair light.

Kita bisa menambahkan hair light ( kilau cahaya pada rambut ) agar detail foto wajah bisa lebih dinamis. Selain dapat memberikan volume pada obyek, hair light juga membantu memberi jarak antara obyek dengan background.

5 . Pilihan lensa.

Lensa yang ideal untuk memotret wajah adalah 90 mm ke atas pada kamera DSLR, dan sekitar 55 mm ke atas pada kamera poket lalu dibantu pada bagian editing agar dapat lebih close-up.

6 . Ekspresi model.

Bagian yang terpenting pada sesi pemotretan wajah atau close-up adalah tentunya ekspresi si model. Adalah menjadi tugas anda sebagai fotografer untuk dapat mengarahkan model anda agar bisa berekspresi senatural mungkin. Banyak cara bisa ditempuh antara lain; dengan mengajak ngobrol, melontarkan lelucon atau candaan atau sekedar menyetel musik untuk membangkitkan mood.